MASALAH ITU TEMAN HIDUP MANUSIA, MAKA SEDERHANAKAN LAH
Kesederhanaan
adalah suatu kondisi dimana kita mampu memprioritaskan sesuatu sesuai dengan
proporsinya. Sederhana itu simple dan tidak rumit. Sederhana itu suatu
kemudahan atau membuat sesuatu yang rumit menjadi hal mudah. Tentu sederhana
itu mudah dipahami, mudah dikerjakan.
Namun tetap masih memiliki nilai-nilai arti atau makna yang tinggi atau berbobot.
Namun tetap masih memiliki nilai-nilai arti atau makna yang tinggi atau berbobot.
Menyederhanakan
sesuatu itu bukan menggampangkan sesuatu. Begitu juga didalam kehidupan ini.
Banyak sekali masalah yang datang dan menghampiri kita selama hidup didunia
ini. Masalah yang datang pun beragam, ada masalah sepele sampai masalah yang
bertubi-tubi dan rumit untuk diselesaikan. Terkadang masalah membuat orang
kehilangan kendali, sebagian mereka tidak mampu mengendalikan emosi yang
melanda dirinya. Maka sangat mungkin untuk terjadi depresi atau stress karena
otak tertutup emosi
negatif dan sehingga otak tidak mampu menerima rangsangan
dari luar (permasalahan hidup). Sebagai hasilny,
seseorang tidak dapat berfkir secara logis. Tentu ini
akan sangat merugikan diri sendiri bahkan orang lain yang ada disekitarnya.
Dengan
adanya realita seperti ini, pola pandang hidup dengan berbasis kesederhanaan
inilah sangat diperlukan. Setiap manusia yang sedang dan akan menghadapi
masalah harus mampu bersikap proporsional dalam menghadapi permasalahan
hidupnya. Dalam artian mereka tidak terbelenggu oleh hal-hal negative yang
mungkin akan mempengaruhi kejiwaan mereka. Proporsi manusia itu terbatas,
mereka hanya mampu berfikir jernih dalam keadaan yang santai, dan rilek. Ketika seseorang menghadapi masalah yang
berat dalam hidupnya, dia cenderung stress dan emosi akan bereaksi. Bisa dalam
bentuk kemarahan, kesedihan, keputusasaan, kebingungan dll. Perasaan-perasaan
seperti ini jika melambung maka akan merdeka
sehingga menyelimuti jiwa seseorang maka. Dia
tidak akan mampu berkonsentrasi dan berfikir rasional. Tentu saja hal ini
menjadi factor penghambat dalam penyelesaian masalah. Untuk mendapatkan
pemecahan masalah yang tepat, seseorang harus bersikap tenang dan santai.
Masalah
bukanlah sesuatu hal yang dengan berdiam diri maka akan selesai dengan
sendirinya. Masalah bukan pula sesuatu yang menakutkan, menjengkelkan atau
mematikan. Karena pada dasarnya masalah itu ditimbulkan oleh diri sendiri. Masalah
itu mudah atau rumit hanya
sebuah anggapan saja. Wajar sekali manusia yang hidup itu memiliki berbagai
macam anggapan, termasuk anggapan akan sesuatu yang telah, sedang dan akan
terjadi. Anggapan ini biasanya muncul karena adanya ketidak seimbangan
keinginan dan kenyataan yang harus dihadapi. Dan biasanya berujung pada sebuah
anggapan negative yang bisa merusak pola pemikiran seseorang.
Masalah
yang ada muncul biasanya dipicu karena adanya kejadian-kejadian yang telah
berlalu dan masih terbawa sampai masa sekarang. Seringkali
juga masalah muncul karena kejadian yang sedang dialami. Dengan dipengaruhi
banyak factor, bisa factor internal sampai factor external yang ada
dilingkungan sekitar, (rumah, tempat kerja, sekolah dll). Kejadian-kejadian
yang terjadi pun sangat beragam. Bisa kejadian tak terduga, misalnya saja
ketika seseorang mengalami kejadian menjengkelkan karena macet jadi terlambat
masuk kerja dan mendapat ocehan dari bos nya. Contoh lainnya, misal ada seorang
siswa yang dihukum guru karena tidak menyelesaiakan tugas rumah. Hal tersebut
mungkin saja dan bahkan selalu saja terjadi kepada siapapun. Tentu hal ini
menjadi masalah tersendiri. Hal-hal sepele pun bisa memicu masalah terjadi.
Tidak jarang masalah besar terjadi karena munculnya masalah sepele yang tak
terselesaikan atau salah penanganan.
Cara yang
efektif dalam penanganan sebuah masalah yaitu dengan cara penyederhanaan
masalah itu sendiri. Menyederhanakan masalah yang ada akan membantu menyelesaikan
masalah dalam hidup. Masalah yang sedang dihadapi bisa disederhanakan dengan mengatur pola pikir dan gejolak
emosi. Seperti yang dikatakan tadi, otak tidak
akan mampu berfikir jernih jika emosi negatif masih mengantungi nya.
Pola pikir dan
gejolak emosi adalah dua hal yang saling berhubungan. Seseorang yang memiliki
pengaturan gejolak emosional yang baik dapat mengembangkan pola pikir yang baik
juga, begitupun sebaliknya. Jika seseorang tidak mampu mengontrol gejolak
emosi, maka jangankan merangkai pola pikir yang baik, berfikir jernih saja
sulit.
Jadi untuk
menyederhanakan permasalahan hidup, seseorang harus memanage terlebih dahulu
keadaan emosinya, setelah itu baru berfikir logis dan rasional, lalu mulai
menyusun pola pikir yang baik. Pola pikir yang baik itu berisi pikiran-pikiran
positif, sehingga ketika seseorang mampu berfikir positif, maka dia akan
melakukan hal-hal positif juga untuk hidupnya, terlebih dalam penanganan masalah
kehidupan.
Sebagai contoh,
dalam penyederhanaan masalah, ketika ada seseorang yang baru saja lulus sarjana
muda, dia menemukan masalah yaitu kesulitan mencari kerja,. Beban yang ia emban
(seperti omongan masyarakat, tuntutan orang tua untuk cepat-cepat mencari
pekerjaan, dan kebutuhan diri, serta
amanah yang berupa ijazah) membuat dia tambah pusing sepuluh keliling. Sehingga
hal ini berpengaruh pada kejiwaan, atau emosi nya. Bisa saja jika dia salah
bertindak dalam menghadapi masalahnya dia akan mengalami penderitaan. Masalah
yang dia hadapi bagi sebagian orang adalah masalah yang rumit, karena memang
mencari pekerjaan yang baik dan layak itu bukan hal mudah dan instan, banyak
pertimbangan yang harus dilakukan untuk memilih pekerjaan yang cocok. Tetapi
bagi sebagian orang yang lain beranggapan masalah yang dia hadapi gampang atau
mudah, dia punya keahlian dari sekolah sarjana nya, dia bisa memanfaatkan
kemampuan apa yang dia miliki, dengan melakukan hal bermanfaat, menciptakan
pekerjaan sendiri atau lainnya, tanpa harus bersusah payah kesana-kemari
mencari kerjaan yang layak. karena bagi sebagian orang ini pekerjaan layak
adalah pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Dua pandangan ini menjadi
gambaran betapa beranekaragam nya anggapan tentang sebuah masalah.
Menyederhanakan
masalah maksudnya adalah memberikan perlakuan terhadap masalah itu sendiri. Membuat
masalah itu bukan sesuatu yang memberatkan, dalam hal ini menganggap masalah
yang dihadapi bukanlah masalah yang pelik, atau rumit. Masalah yang terjadi
adalah masalah yang simple, dan tidak harus menyebabkan stress berkepanjangan.
Hal ini bukan berarti menyepelekan masalah yang ada. Akan tetapi mengontrol emosi
terlebih dahulu, yaitu dalam menghadapi masalah harus dalam keadaan santai dan
tenang, setelah itu bangunlah pola pikir yang baik yaitu berfikir masalah ini
tidaklah rumit, dan pastilah bisa diatasi dengan mudah, dengan memikirkan
opsi-opsi penanganan sesuai permasalahan, selanjutnya pengambilan tindakan.
Tentu saja
dalam keadaan tenang, anggapan positif akan muncul dan menumbuhkan pola pikir
yang baik juga. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk membantu seseorang
menyelesaikan permasalahan dalam hidup, yaitu dengan menyederhanakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar